Kerjabos.com - Pernah merasa bingung saat harus berinteraksi dengan atasan? Kadang ia terlihat begitu bersemangat dan ramah, tapi di lain waktu ia justru terkesan menarik diri dan fokus pada pekerjaannya sendiri. Kalau atasan kamu punya ciri-ciri seperti itu, kemungkinan besar ia adalah seorang ambivert.
Sebagai bawahan, tentu kita ingin punya hubungan yang harmonis dengan atasan. Hubungan yang baik tidak hanya mempermudah komunikasi, tapi juga bisa membuat suasana kerja jadi lebih nyaman dan produktif.
Nah, untuk atasan ambivert, ada trik khusus yang perlu kita pahami. Mereka memang unik karena punya perpaduan karakteristik dari ekstrovert dan introvert. Yuk, kita kupas tuntas cara berkomunikasi terbaik dengan atasan ambivert!
1. Pahami Dulu, Siapa Sih Ambivert Itu?
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk mengerti apa itu ambivert. Sederhananya, ambivert adalah gabungan antara ekstrovert dan introvert. Mereka bisa menikmati waktu bersosialisasi dan bekerja dalam tim seperti seorang ekstrovert, namun di saat yang sama, mereka juga butuh waktu sendiri untuk mengisi ulang energi, sama seperti introvert.
Fleksibilitas ini membuat mereka bisa beradaptasi di berbagai situasi. Namun, kalau kita tidak peka, kita bisa salah langkah. Misalnya, kita mengajak ngobrol di saat mereka sedang butuh ketenangan, atau justru kita terlalu pasif di saat mereka butuh interaksi.
2. Kapan Harus Mendekat dan Kapan Harus Memberi Ruang
Salah satu kunci utama berkomunikasi dengan atasan ambivert adalah memahami ritme mereka. Perhatikan sinyal-sinyal yang mereka berikan.
- Saat mereka terlihat energik dan ramah: Ini adalah waktu yang tepat untuk mengajukan pertanyaan, berdiskusi tentang ide-ide baru, atau bahkan sekadar berbincang santai. Mereka mungkin sedang dalam mode ekstrovert dan senang berinteraksi. Manfaatkan momen ini untuk memperkuat hubungan profesional.
- Saat mereka terlihat tenang dan fokus: Jika atasanmu sedang serius menatap layar komputer, memakai headphone, atau tidak banyak bicara, itu bisa jadi sinyal bahwa ia sedang butuh fokus. Sebaiknya beri mereka ruang. Hindari mengganggu dengan hal-hal yang tidak mendesak. Kalau ada hal penting, coba kirim pesan atau email terlebih dahulu, baru dekati mereka jika diperlukan.
3. Jaga Komunikasi Tetap Fleksibel
Atasan ambivert menghargai fleksibilitas. Jadi, kita harus bisa menyesuaikan cara berkomunikasi kita.
- Komunikasi Tatap Muka: Jika ada hal yang kompleks atau butuh diskusi mendalam, pertemuan langsung tetap yang terbaik. Mereka bisa mendapatkan energi dari interaksi langsung.
- Komunikasi Tertulis: Untuk hal-hal yang sederhana atau butuh informasi terperinci, email atau pesan singkat bisa jadi pilihan yang lebih baik. Ini memberi mereka waktu untuk memproses informasi dan membalas tanpa harus langsung berinteraksi. Mereka bisa membaca dan membalas saat merasa siap.
4. Jadilah Pendengar dan Pembicara yang Baik Sekaligus
Atasan ambivert bisa jadi sosok yang sangat terbuka dan berbagi ide. Tapi, mereka juga sangat menghargai bawahan yang bisa mendengarkan dengan baik. Di satu sisi, berpartisipasi aktif dalam diskusi akan membuat mereka senang, namun di sisi lain, memberikan mereka kesempatan untuk bicara dan memimpin percakapan juga sama pentingnya.
Hindari mendominasi percakapan. Dengarkan apa yang mereka sampaikan, lalu berikan tanggapan yang relevan. Saat giliranmu bicara, sampaikan ide dengan jelas dan ringkas.
5. Bangun Kepercayaan Lewat Kualitas Kerja
Komunikasi memang penting, tapi hal yang paling mendasar untuk membangun hubungan yang baik dengan atasan (terutama ambivert) adalah kualitas kerja. Mereka menghargai orang yang bisa diandalkan.
Tunjukkan bahwa kamu adalah seorang profesional yang bertanggung jawab. Selesaikan pekerjaan tepat waktu, berikan hasil terbaik, dan bersikap proaktif dalam menyelesaikan masalah. Ketika atasan ambivert melihat bahwa kamu bisa bekerja secara mandiri, mereka akan lebih nyaman memberi kepercayaan dan ruang, yang sangat mereka butuhkan.
Dengan memahami dan menerapkan tips di atas, kita tidak hanya bisa berkomunikasi dengan lebih efektif, tapi juga bisa membangun hubungan kerja yang kuat dan saling menghargai. Jadi, punya atasan ambivert bukan lagi hal yang membingungkan, justru bisa jadi pengalaman yang menyenangkan!





